Senin, 29 November 2010

ILMU BUDAYA DASAR

MANUSIA DAN KEINDAHAN



            Dari segi bahasa  keindahan berasal dari  kata indah, cantik, bagus, benar,  elok. Keindahan identik dengan keindahan, keindahan adalah kebenaran . dalam arti luas  cinta  memiliki pengertian ide kebaikan . keindahan dalam arti estetika  murni menyagkut pengalaman estetik  seseorang  terhadap  hubungannya  dengan  segala  sesuatu yang diserapnya.  Nilai estetik menurut teori The Liang Gie  bahwa, pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu  jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomi, nilai pendidikan,  dan sebagainya. Renungan berasal dari kata  renung  yang berarti dengan diam-diam memikirkan sesuatu  dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil dari merenung. Keserasian berasal dari kata serasi yang berarti cocok, sesuai, atau benar mengandung unsur pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang. Kehalusan berasal dari kata halus yang berarti tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik(budi bahasa), beradab. Kehalusan bersifat yang halus, kesopanan atau keadaban.
            Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercangkup dalam pengertian keindahan disebut dalam nilai estetik. Nilai adalah suatu realitas psikologis yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan bendanya itu sendiri. Nilai iti dipercaya terdapat pada suatu benda sampai terbukti ketidakbenaranya. Tentang nilai ada yang membedakan antara nilai subyektif dan obyektif. Atau ada yang membedakan nilai perseorangan dan nilai kemasyarakatan. Tetapi, penggolongan yang penting adalah nilai intrinsik dan nilai ekstrensik. Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (instrumental atau contributory) yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai sesuatu tujuan, atau demi kepentingan benda itu sendiri.

Keindahan dalam arti terbatas adalah hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan indera penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna. sebuah Hadits Rasul ullah SAW ber sabda :
SesungguhnyaAl l ah Ta'al a indah dan suka kepada keindahan . (HR. Muslim) Tidak demikian halnya dengan keindahan yang merupakan karya cipta manusia. Keindahan yang merupakan karya cipta manusia itu dibatasi oleh ruang dan waktu. Filsuf seni merumuskan keindahan sebagai kesatuan hubungan yang terdapat antara penerapan-penerapan inderawi kita (Beauty is unity of formal realitions of our sense percepctions).Thomas Aquinos(1225-1274) mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bila mana dilihat (Id qout visum placet). : Aristoteles yang melihat keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan; Plotinus yang ber bicar a tentang ilmu yang indah dan kebajikan yang indah atau bisa pula disimak dari apa yang biasa dibicar akan oleh or ang- or ang Yunani mengenai buah pikir an yang indah dan adat kebiasaan yang indah. Tetapi bangsa Yunani juga mengenal pengertian keindahan dalam arti estetik disebutnya Syimmetria” , untuk keindahan berdasarkan pengelihatan. (misalnya pada seni pahat dan arsitektur) dan “Har monia untuk keindahan bedasar kan pendengar an (musik).



- Nilai ekstrinsik
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (“instrumental! Contributory value”), yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu contohnya puisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik
- Nilai intrinsik
Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri. Contohnya : pesan puisi yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut nilai intrinsik .
B. Pengelompokan-pengelompokan pengerian keindahandilihat dari beberapa persepsi tentang keindahan berikut ini :
1. Keindahan adalah sesuatu yang rnendatangkan rasa menyenangkan bagi yang melihat
2. Keindahan adalah keseluruhan yang merupakan susunan yang teratur dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu sarna lain, atau dengan keseluruhan itu sendiri. Atau, (beauty is an order of parts in their manual relations and in their relation to the whole )
3. Yang indah hanyalah yang baik. Jika belum baik ciptaan itu belum indah. Keindahan harus dapat memupuk perasaan moral. Jadi ciptaan-ciptaan yang amoral tidak bisa dikatakan indah, karena tidak dapat digunakan untuk memupuk moral.
4. Keindahan dapat terlepas sarana sekali dari kebaikan.
5. Yang indah adalah yang rnemiliki proporsi yang harmonis. Karena proporsi yang harrnonis itu nyata, maka keindahan itu dapat disamakan dengan kebaikan. Jadi, yang indah adalah nyata dan yang nyata adalah yang baik..
6. Keindahan adalah sesuatu yang dapat mendatangkan rasa senang.
7. Yang indah adalah yang paling banyak mendatangkan rasa senang, dan itu adalah yang dalam waktu sesingkat-singkatnya paling banyak memberikan pengalaman yang menyenangkan.
Dengan melihat demikian beragamnya pengertian keindahan, dan kita harus percaya bahwa yang di atas itu hanyalah sebagian kecil, boleh jadi akan rnengecewakan kita yang menuntut adanya satu pengertian yang tunggal tapi yang memuaskan. Namun demikian, dari berbagai pengertian yang ada, sebenarnya, kita bisa menempatkannya dalam kelompok-kelompok pengertian tersendiri, Pengelompokan-pengelompokan yang bisa kita buat adalah sebagai berikut :

1. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar pada titik pijak atau landasannya.
Dalam hal ini ada dua pengertian keindahan, yaitu yang bertumpu pada obyek dan subyek, Yang pertama, yaitu keindahan yang obyektif, adalah keindahan yang memang ada pada obyeknya sementara kita sebagaimana mestinya. Sedang yang kedua; yang disebut keindahan subyektif; adalah keindahan yang biasanya ditinjau dari segi subyek yang melihat dan menghayatinya. Di sini keindahan diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menimbulkan rasa senang pada diri si penikmat dan penghayat (subyek) tanpa dicampuri keinginan-keinginan yang bersifat praktis, atau kebutuhan·kebutuhan pribadi si penghayat.
2. Pengelompokan pengertian keindahan dengan berdasar pada cakupannya.
Bertitik tolak dari landasan ini kita bisa membedakan antara keindahan sebagai kualitas abstrak dan keindalan sebagai sebuah bcnda tertentu yang memang indah. Perbedaan semacam ini lebih tampak, misalnya dalam penggunaan bahasa Inggris yang mengenalnya istilah beauty untuk keindahan yang pertama, dan istilah The Beautiful untuk pengertian yang kedua, yaitu benda atau hal·hal tertentu yang memang indah.
3. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar luas-sempitnya.
Dalam pengelompokan ini kita bisa membedakan antara pengertian keindahan dalam arti luas, dalam arti estetik murni, dan dalam arti yang terbatas. Keindahan dalam arti luas, menurut The Liang Gie, mengandung gagasan tentang kebaikan. Untuk ini bisa dilihat misalnya dari pemikiran Plato, yang menyebut adanya watak yang indah dan hukum yang indah: Aristoteles yang melihat keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan
Hubungan manusia dan keindahan
manusia memiliki lima komponen yang secara otomatis dimiliki ketika manusia tesebut dilahirkan. Ke-lima komponen tersebut adalah nafsu, akal, hati, ruh, dan sirri (rahasia ilahi). Dengan modal yang telah diberikan kepada manusia itulah (nafsu, akal dan hati) akhirnya manusia tidak dapat dipisahkan dengan sesuatu yang disebut dengan keindahan. Dengan akal, manusia memiliki keinginan-keinginan yang menyenangkan (walaupun hanya untuk dirinya sendiri) dalam ruang renungnya, dengn akal pikiran manusia melakukan kontemplasi komprehensif guna mencari niolai-nilai, makna, manfaat, dan tujuan dari suatu penciptaan yang endingnya pada kepuasan, dimana kepuasan ini juga merupakan salah satu indikator dari keindahan. Akal dan budi merupakan kekayaan manusia tidak dirniliki oleh makhluk lain. Oleh akal dan budi manusia memiliki kehendak atau keinginan pada manusia ini tentu saja berbeda dengan “kehendak atau keinginan” pada hewan karena keduanya timbul dari sumber yang berbeda. Kehendak atau keinginan pada manusia bersumber dari akal dan budi, sedangkan kehendak atau keinginan pada hewan bersumber dari naluri.
Sesuai dengan sifat kehidupan yang menjasmani dan merohani, maka kehendak atau keinginan manusia itu pun bersifat demikian. Jumlahnya tak terbatas. Tetapi jika dilihat dari tujuannya, satu hal sudah pasti yakni untukmenciptakan kehidupan yang menyenangkan, yang memuaskan hatinya. Sudah bukan rahasia lagi bahwa “yang mampu menyenangkan atau memuaskan hati setiap manusia itu tidak lain hanyalah sesuatu yang “baik”, yang “indah”. Maka “keindahan pada hakikatnya merupakan dambaan setiap manusia; karena dengan keindahan tu itu manusia merasa nyaman hidupnya. Melalui suasana . keindahan itu perasaan “(ke) manusia (annya)” tidak terganggu. Dengan adanya keinginan-keinginan tersebut, manusia menggunakan nafsunya untuk mendorong hasrat atau keinginan yang dipikirkan atau direnungkan oleh sang akal tadi agar bisa terrealisasikan. Ditambah lagi dengan anugrah yang diberikan-Nya kepada kita (manusia) yakni berupa hati, dimana dengan hati ini manusia dapat merasakan adanya keindahan, oleh karena itu manusia memiliki sensibilitas esthetis. Selain itu manusia memang secara hakikat membutuhkan keindahan guna kesempurnaan pribadinya. Tanpa estetika manusia tidak akan sempurna, Karena salah satu unsur dari kehidupan adalah estetika. Sedang manusia adalah mahluk hidup, jadi dia sangat memerlukan estetika ini.


























MANUSIA DAN PENDERITAAN

Penderitaan merupakan realitas dalam kehidupan terutama manusia. Beberapa tingkatan penderitaan yaitu berat dan ringan. Namun perialaku yang ditimbulkan dari individu yang menentukan berat tidakknya penderitaan. Penderitaan memiliki persepsi yang berbeda-beda pada setiap orang. Penderitaan dapat menimbulkan persepsi yaitu ada yang menganggap bahwa akan mendapat hikmah dari suatu penderitaan, ada pula yang menganggap bahwa penderitaan menyebabkan kegelapan dalam hidupnya.   penderitaan tidak selamanya berpengaruh negatif dan merugikan, tetapi dapat merupakan energi pendorong untuk menciptakan manusia-manusia besar.

Penderitaan dan Kenikmatan
          tujuan manusia hidup yang paling utama adalah kenikmatan, sedangkan penderitaan adalah sesuatu yang sangat dihindari oleh manusia. Sebab-sebab  penderitaan antara lain:penderitaan karena alas an fisik,moral, kekecewaan, kematian, kebencian dan banyak hal lain. Sebab-sebab itulah yang membedakan penderitaan yang bersifat selamanya dan sementara juga tidak mungkin disingkirkan dari dunia dan dari kehidupan manusia.
• Siksaan yang sifatnya psikis,misalnya :
1. kebimbangan
2. kesepian
3. ketakutan
• sebab orang merasa ketakutan
a. claustrophobia : takut terhadap ruang tertutup
b. Agorophobia : takut terhadap ruangan terbuka
c. Gamang : takut berada di tempat ketinggian
d. Kegelapan : takut bila berada di tempat gelap
e. Kesakitan : takut yang disebabkan rasa sakit
f. Kegagalan : takut akan mengalami kegagalan
perlu ditegaskan bahwa hidup bukan rangkaian penderitan melainkan perjuangan untuk membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan hanyalah bagian dari kehidupan yang harus kita tempuh. Dan dengan tindakan yang kita lakukan untuk mensikapi agar penderitaan terlihat lebih indah dan dapat menjadi penyemangat untuk kita.
- bentuk-bentuk Frustasi
a. agresi
b. regresi
c. fiksasi
d. proyeksi
e. identifikasi
f. narsisme
g. autisme
* Penderitaan dan sebab-sebabnya
– Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
– Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan
* Pengaruh penderitaan
– Sikap positif : sikap optimis mengatasi penderitaan hidup bahwa hidup bukan
rangkaian penderitaan
– Sikap negatif : penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin
bunuh diri














MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
            Manusia merupakan makhluk tuhan yang paling kompleks. Manusia merupakan mahluk social yang saling ketergantungan satu sama lain, manusia juga merupakan mahkluk ciptaan tuhan yang harus mengabdi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa manusia adalah mahluk pembelajar. Diibaratkan manusia adalah actor yang menjalankan perannya yang disutradarai oleh tuhan. Ketika manusia sudah menentukan perannya manusia itu akan terikat oleh sebuah sistem permainan dan permasalahan yang tidak mudah, yaitu tanggung jawab. Tanggung jawab adalah kesadaran akan sikap, dan tingkah laku yang akan dilakukan dan telah dilakukan baik sengaja atau tidak di dalam dunia ini, baik secara personal, sosial hingga kejenjang yang lebih tinggi yaitu pengabdian seorang hamba terhadap tuhannya. Sadar memilki arti yaitu pengertian dan rasa ingin tahu manusia terhadap hal yang baik terhadap perilaku dan perbuatan .  kesadaran manusia berhubungan dengan hati dan pikiran dan mau menerima informasi dan ilmu pengetahuan serta hal yang benar.
Semestinya kita melakukan instropeksi kedalam diri kita, apakah saat kita mendapatkan tanggung jawab sebagai pimpinan , kita telah menjalankan amanat yang diberikan itu dengan sebaik-baiknya? Apakah jika kita tidak menjalankan setiap amanat yang kita terima itu dengan baik kita bisa menyebut diri kita itu sebagai pemimpin? Tentunya tidak bukan. Oleh karena itu diri kita perlu selalu ditingkatkan, agar lebih peduli lagi terhadap lingkungan sekitar kita dalam membantu sesama, bersinergi dalam segala aktifitas, peka dan ringan tangan dalam membantu orang lain baik yang kita pimpin maupun saat kita berada dalam posisi dipimpin oleh orang lain.
Allah menegaskan bahwa pertanggung jawaban manusia itu akan diminta, akan tetapi banyak manusia yang mengira bahwa hidup ini dibiarkan begitu saja. Mungkin ia tahu tapi tidak menyadarinya karena telah buta oleh penglihatannya dengan fatamorgana dunia sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, tiap-tiap dari mereka akan dimintai pertangunggjawabannya. Allah telah memberikan banyak hal kepada kita, pedoman yang berupa Al Quran, demikian pula Allah telah memberikan bagi kita bekal berupa mata, telinga, dan hati yang bisa digunakan untuk mencerna ayat-ayat Allah dan petunjuk Rasulullah SAW. Karenanya sangatlah adil jika kemudian Allah menuntut tanggungjawab kita sebagai manusia. Selama di dunia ini, apa saja yang telahkita lakukan. Al Qur'an yang kita punya, kita gunakan untuk apa saja, apakah memang telah kita gunakan sebagai pedoman dalam keseluruhan aspek kehidupan, ataukah kita abaikan begitu saja. Demikian pula petunjuk yang diberikan Rasul, apakah kita taati, ataukah selama ini kita hanya menggunakan Sunnah Nabi dan al Qur'an sebagai pembenar-pembenar saja dari apa yang ada pada pikiran kita.
Setiap manusia mempunyai tanggung jawab kepada sesama manusia terutama kepada Tuhan YME,dan semuanya tercantum dalam Al-Quran dan Hadist. Semua itu dapat dilakukan dengan cara menjalankan kewajiban yang telah ditentukan Allah SWT,seperti sholat, dan berpuasa serta kewajiban lain yang ada di dalam rukun Islam, dan apabila dilanggar akan mendapat balasan di akhirat. Setiap perilaku dan perbuatan yang kita lakukan harus disertakan tanggung jawab.
MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP

Pandangan hidup adalah suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan hidup memiliki sifat kodrati untuk menentukan masa depan seseorang. Pandangan hidup bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasaikan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya. Semua perbuatan, tingkah laku dan aturan serta undang-undang harus merupakan simpulan dari pandangan hidup yang telah dirumuskan.
Pandangan hidup yang teguh merupakan pelindung seseorang. Dengan memegang teguh pandangan hidup yang diyakini, seseorang tidak akan bertindak sesuka hatinya. Ia tidak akan gegabah bila menghadapi masalah, hambatan, tantangan dan gangguan, serta kesulitan yang dihadapinya. Apabila manusia dalam keadaan yang sulit manusia akan ingat pada tuhannya, tetapi bila manusia dalam keadaan senang, bahagia serta kecukupan mereka akan lupa akan pengabdiannya kepada tuhan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
·  Kurangnya penghayatan pandangan hidup yang diyakini.
·  Kurangnya keyakinan pandangan hidupnya.
·  Kurang memahami nilai dan tuntutan yang terkandung dalam pandangan hidupnya.
·  Kurang mampu mengatasi keadaan sehingga lupa pada tuntutan hidup yang ada dalam pandangan hidupnya.
·  Atau sengaja melupakannya demi kebutuhan diri sendiri.
pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasaikan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
(A) Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
(B) Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norms yang terdapat pada negara tersebut.
(C) Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Pandangan hidup yang sudah diterima oleh sekelompok orang biasanya digunakan sebagai pendukung suatu organisasi disebut ideology.



Cita-Cita
Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap hidup. Cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup tidak dapat di pisahkan dari kehidupan manusia. . Tidak ada orang hidup tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup. Sudah tentu kadar atau tingkat cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup itu berbeda-beda bergantung kepada pendidikan, pergaulan, dan lingkungan masing-masing. Pengertian cita-cita menurut kamus bahasa Indonesia, adalah keinginan, harapan, maupun tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Apabila cita-cita itu tidak terpenuhi atau belum terpenuhi disebut angan-angan.
Cita-cita itu perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang ada dalam hati. Cita-cita sering kali diartikan sebagai angan-angan, keinginan, kemauan, niat atau harapan. Cita-cita itu penting bagi manusia, karena adanya cita-cita menandakan kedinamikan manusia.
Ada tiga kategori keadaan hati seseorang yakni lunak, keras,dan lemah, seperti :
- Orang yang berhati keras, biasanya tak berhenti berusaha sebelum cita-citanya tercapai. Ia tidak menghiraukan rintangan, tantangan, dan segala esulitan yang dihadapinya. Orang yang berhati keras biasanya juga mencapai hasil yang gemilang dan sukses hidupnya.
- Orang berhati lunak biasanya dalam usaha mencapai cita-citanya menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi. Namun ia tetap berusaha mencapai cita-cita itu. Karena, biarpun lambat ia akan berhasil juga mencapai cita-citanya.
- Orang yang berhati lemah biasanya mudah terpengaruh oleh situasi dan kondisi. Bila menghadapi kesulitan cepat-cepat ia berganti haluan dan berganti keinginan.
Antara masa sekarang yang merupakan realita masa yang akan datang sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkah seseorang mencapai apa yang dicita-citakan, hal itu bergantung dari tiga faktor.
- Faktor manusia
- Faktor kondisi
- Faktor tingginya cita-cita
Kebajikan
Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan.
Manusia merupakan mahluk sosial: manusia hidup bermasyarakat, manusia saling membutuhkan, saling menolong, saling menghargai sesama anggota masyarakat. Kebajikan atau kebaikan adalah
perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik dan makhluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik. yaitu yang menentukan baik buruknya perbuatan, tindakan dan tingkah laku adalah suara hati. Suara hati adalah bisikan dalam hati untuk menimbang perbuatan baik atau tidak. Suara hati juga merupakan hakim terhadap diri sendiri. Kebajikan dapat dilihat dari tiga segi:
·  Manusia sebagai pribadi
·  Manusia sebagai anggota masyarakat
·  Manusia sebagai makhluk tuhan
Dapat disimpulkan kebajikan adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat, dan Hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah-tamah terhadap siapapun.

Sikap Hidup
Sikap hidup ialah keadaan hati dalam menghadapi hidup ini. Sikap itu ada didalam hati kita dan hanya kitalah yang tahu. setiap manusia mempunyai sikap dan sudah tentu tiap-tiap orang berbeda sikap. Sikap dapat dibentuk sesuai kemauan yang membentuknya.
Sikap dapat juga berubah karena situasi, kondisi, dan lingkungan. Dalam menghadapi kehidupan, manusia selalu menghadapi manusia lain atau menghadapi sekelompok manusia. Ada beberapa sikap etis dan non etis. Sikap etis disebut juga sikap positif, dan sikap non etis disebut juga sikap negatif.
Ada tujuh sikap etis, yaitu :
- sikap lincah - sikap arif
- sikap rendah hati - sikap berani
- sikap tenang - sikap halus
- dan sikap bangga
Sikap non etis atau sikap negatif, yaitu :
- sikap kaku - sikap takut
- sikap gugup - sikap kasar
- sikap angkuh - sikap dan sikap rendah diri
Sikap-sikap ini harus dijauhkan dari diri pribadi-pribadi., karena sangat merugikan baik bagi pribadi masing-masing maupun bagi kemajuan bangsa.
















MANUSIA DAN KEADILAN


Keadilan adalah pengakuan atas perbuatan yang seimbang, pengakuan secara kata dan sikap antara hak dan kewajiban. Setiap dari kita “manusia” memiliki itu “hak dan kewajiban”, dimana hak yang dituntut haruslah seimbang dengan kewajiban yang telah dilakukan sehingga terjalin harmonisasi dalam perwujudan keadilan itu sendiri. Keadilan itu sendiri memiliki sifat yang bersebrangan dengan dusta atau kecurangan. Dimana keadilan memiliki ciri antara lain ; tidak memihak, seimbang dan melihat segalanya sesuai dengan proporsinya baik secara hak dan kewajiban dan sebanding dengan moralitas. Arti moralitas disini adalah sama antara perbuatan yang dilakukan dan ganjaran yang diterimanya. Dengan kata lain keadilan itu sendiri dapat bersifat hokum.
Dimana kecurangan sangat identik dengan perbuatan yang tidak baik dan tidak jujur. Atau dengan kata lain apa yang dikatakan tidak sama dengan apa yang dilakukan. Kecurangan juga merupakan penyakit hati yang dapat menjadikan orang tersebut menjadi serakah, tamak, rakus, iri hati, matrealistis serta sulit untuk membedakan antara hitam dan putih lagi dan mengkesampingkan nurani dan sisi moralitas. Ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan kecurangan antara lain ;
1.   Faktor ekonomi. Setiap berhak hidup layah dan membahagiakan dirinya. Terkadang untuk mewujudkan hal tersebut kita sebagai mahluk lemah, tempat salah dan dosa, sangat rentan sekali dengan hal – hal pintas dalam merealisasikan apa yang kita inginkan dan pikirkan. Menghalalkan segala cara untuk mencapai sebuah tujuan semu tanpa melihat orang lain disekelilingnya.
2.   Faktor Peradaban dan Kebudayaan sangat mempengaruhi dari sikapdan mentalitas individu yang terdapat didalamnya “system kebudayaan” meski terkadang halini tidak selalu mutlak. Keadilan dan kecurangan merupakan sikap mental yang membutuhkan keberanian dan sportifitas. Pergeseran moral saat ini memicu terjadinya pergeseran nurani hamper pada setiapindividu didalamnya sehingga sangat sulit sekali untuk menentukan dan bahkan menegakan keadilan.
3.   Teknis. Hal ini juga sangat dapat menentukan arah kebijakan bahkan keadilan itu sendiri. Terkadang untuk dapat bersikapadil,kita pun mengedepankan aspek perasaan atau kekeluargaan sehingga sangat sulit sekali untuk dilakukan. Atau bahkan mempertahankan keadilan kita sendiri harus bersikap salah dan berkata bohong agar tidak melukai perasaan orang lain. Dengan kata lian kita sebagai bangsa timur yang sangat sopan dan santun.
4.   dan lain sebagainya.
Keadilan dan kecurangaan atau ketidakadilan tidak akan dapat berjalan dalam waktu bersamaan karena kedua sangat bertolak belakang dan berseberangan.
Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah diantara ke dua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem itu menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersekatmempunyai kesarnaan dalam ukuran yang telah ditetapkan,maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama. kalau tidak sama, maka masing-masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelanggaran terhadap proporsi tersebut berarti ketidak adilan.
Keadilan oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri, dan pcrasaannya dikendalikan oleh akal. Lain lagi pendapat Socrates yang memproyeksikan keadilan pada pemerintahan. Menurut Socrates, keadilan tercipta bila warga negara sudah merasakan bahwa pihak pemerintah sudah melaksanakan tugasnya dengan baik. Mengapa diproyeksikan pada pemerintah, sebab pemerintah adalah pimpinan pokok yang mencantumkan dinamika masyarakat.


ILMU BUDAYA DASAR

MANUSIA DAN KEINDAHAN



            Dari segi bahasa  keindahan berasal dari  kata indah, cantik, bagus, benar,  elok. Keindahan identik dengan keindahan, keindahan adalah kebenaran . dalam arti luas  cinta  memiliki pengertian ide kebaikan . keindahan dalam arti estetika  murni menyagkut pengalaman estetik  seseorang  terhadap  hubungannya  dengan  segala  sesuatu yang diserapnya.  Nilai estetik menurut teori The Liang Gie  bahwa, pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu  jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomi, nilai pendidikan,  dan sebagainya. Renungan berasal dari kata  renung  yang berarti dengan diam-diam memikirkan sesuatu  dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil dari merenung. Keserasian berasal dari kata serasi yang berarti cocok, sesuai, atau benar mengandung unsur pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang. Kehalusan berasal dari kata halus yang berarti tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik(budi bahasa), beradab. Kehalusan bersifat yang halus, kesopanan atau keadaban.
            Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercangkup dalam pengertian keindahan disebut dalam nilai estetik. Nilai adalah suatu realitas psikologis yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan bendanya itu sendiri. Nilai iti dipercaya terdapat pada suatu benda sampai terbukti ketidakbenaranya. Tentang nilai ada yang membedakan antara nilai subyektif dan obyektif. Atau ada yang membedakan nilai perseorangan dan nilai kemasyarakatan. Tetapi, penggolongan yang penting adalah nilai intrinsik dan nilai ekstrensik. Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (instrumental atau contributory) yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai sesuatu tujuan, atau demi kepentingan benda itu sendiri.

Keindahan dalam arti terbatas adalah hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan indera penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna. sebuah Hadits Rasul ullah SAW ber sabda :
SesungguhnyaAl l ah Ta'al a indah dan suka kepada keindahan . (HR. Muslim) Tidak demikian halnya dengan keindahan yang merupakan karya cipta manusia. Keindahan yang merupakan karya cipta manusia itu dibatasi oleh ruang dan waktu. Filsuf seni merumuskan keindahan sebagai kesatuan hubungan yang terdapat antara penerapan-penerapan inderawi kita (Beauty is unity of formal realitions of our sense percepctions).Thomas Aquinos(1225-1274) mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bila mana dilihat (Id qout visum placet). : Aristoteles yang melihat keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan; Plotinus yang ber bicar a tentang ilmu yang indah dan kebajikan yang indah atau bisa pula disimak dari apa yang biasa dibicar akan oleh or ang- or ang Yunani mengenai buah pikir an yang indah dan adat kebiasaan yang indah. Tetapi bangsa Yunani juga mengenal pengertian keindahan dalam arti estetik disebutnya Syimmetria” , untuk keindahan berdasarkan pengelihatan. (misalnya pada seni pahat dan arsitektur) dan “Har monia untuk keindahan bedasar kan pendengar an (musik).



- Nilai ekstrinsik
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (“instrumental! Contributory value”), yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu contohnya puisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik
- Nilai intrinsik
Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri. Contohnya : pesan puisi yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut nilai intrinsik .
B. Pengelompokan-pengelompokan pengerian keindahandilihat dari beberapa persepsi tentang keindahan berikut ini :
1. Keindahan adalah sesuatu yang rnendatangkan rasa menyenangkan bagi yang melihat
2. Keindahan adalah keseluruhan yang merupakan susunan yang teratur dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu sarna lain, atau dengan keseluruhan itu sendiri. Atau, (beauty is an order of parts in their manual relations and in their relation to the whole )
3. Yang indah hanyalah yang baik. Jika belum baik ciptaan itu belum indah. Keindahan harus dapat memupuk perasaan moral. Jadi ciptaan-ciptaan yang amoral tidak bisa dikatakan indah, karena tidak dapat digunakan untuk memupuk moral.
4. Keindahan dapat terlepas sarana sekali dari kebaikan.
5. Yang indah adalah yang rnemiliki proporsi yang harmonis. Karena proporsi yang harrnonis itu nyata, maka keindahan itu dapat disamakan dengan kebaikan. Jadi, yang indah adalah nyata dan yang nyata adalah yang baik..
6. Keindahan adalah sesuatu yang dapat mendatangkan rasa senang.
7. Yang indah adalah yang paling banyak mendatangkan rasa senang, dan itu adalah yang dalam waktu sesingkat-singkatnya paling banyak memberikan pengalaman yang menyenangkan.
Dengan melihat demikian beragamnya pengertian keindahan, dan kita harus percaya bahwa yang di atas itu hanyalah sebagian kecil, boleh jadi akan rnengecewakan kita yang menuntut adanya satu pengertian yang tunggal tapi yang memuaskan. Namun demikian, dari berbagai pengertian yang ada, sebenarnya, kita bisa menempatkannya dalam kelompok-kelompok pengertian tersendiri, Pengelompokan-pengelompokan yang bisa kita buat adalah sebagai berikut :

1. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar pada titik pijak atau landasannya.
Dalam hal ini ada dua pengertian keindahan, yaitu yang bertumpu pada obyek dan subyek, Yang pertama, yaitu keindahan yang obyektif, adalah keindahan yang memang ada pada obyeknya sementara kita sebagaimana mestinya. Sedang yang kedua; yang disebut keindahan subyektif; adalah keindahan yang biasanya ditinjau dari segi subyek yang melihat dan menghayatinya. Di sini keindahan diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menimbulkan rasa senang pada diri si penikmat dan penghayat (subyek) tanpa dicampuri keinginan-keinginan yang bersifat praktis, atau kebutuhan·kebutuhan pribadi si penghayat.
2. Pengelompokan pengertian keindahan dengan berdasar pada cakupannya.
Bertitik tolak dari landasan ini kita bisa membedakan antara keindahan sebagai kualitas abstrak dan keindalan sebagai sebuah bcnda tertentu yang memang indah. Perbedaan semacam ini lebih tampak, misalnya dalam penggunaan bahasa Inggris yang mengenalnya istilah beauty untuk keindahan yang pertama, dan istilah The Beautiful untuk pengertian yang kedua, yaitu benda atau hal·hal tertentu yang memang indah.
3. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar luas-sempitnya.
Dalam pengelompokan ini kita bisa membedakan antara pengertian keindahan dalam arti luas, dalam arti estetik murni, dan dalam arti yang terbatas. Keindahan dalam arti luas, menurut The Liang Gie, mengandung gagasan tentang kebaikan. Untuk ini bisa dilihat misalnya dari pemikiran Plato, yang menyebut adanya watak yang indah dan hukum yang indah: Aristoteles yang melihat keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan
Hubungan manusia dan keindahan
manusia memiliki lima komponen yang secara otomatis dimiliki ketika manusia tesebut dilahirkan. Ke-lima komponen tersebut adalah nafsu, akal, hati, ruh, dan sirri (rahasia ilahi). Dengan modal yang telah diberikan kepada manusia itulah (nafsu, akal dan hati) akhirnya manusia tidak dapat dipisahkan dengan sesuatu yang disebut dengan keindahan. Dengan akal, manusia memiliki keinginan-keinginan yang menyenangkan (walaupun hanya untuk dirinya sendiri) dalam ruang renungnya, dengn akal pikiran manusia melakukan kontemplasi komprehensif guna mencari niolai-nilai, makna, manfaat, dan tujuan dari suatu penciptaan yang endingnya pada kepuasan, dimana kepuasan ini juga merupakan salah satu indikator dari keindahan. Akal dan budi merupakan kekayaan manusia tidak dirniliki oleh makhluk lain. Oleh akal dan budi manusia memiliki kehendak atau keinginan pada manusia ini tentu saja berbeda dengan “kehendak atau keinginan” pada hewan karena keduanya timbul dari sumber yang berbeda. Kehendak atau keinginan pada manusia bersumber dari akal dan budi, sedangkan kehendak atau keinginan pada hewan bersumber dari naluri.
Sesuai dengan sifat kehidupan yang menjasmani dan merohani, maka kehendak atau keinginan manusia itu pun bersifat demikian. Jumlahnya tak terbatas. Tetapi jika dilihat dari tujuannya, satu hal sudah pasti yakni untukmenciptakan kehidupan yang menyenangkan, yang memuaskan hatinya. Sudah bukan rahasia lagi bahwa “yang mampu menyenangkan atau memuaskan hati setiap manusia itu tidak lain hanyalah sesuatu yang “baik”, yang “indah”. Maka “keindahan pada hakikatnya merupakan dambaan setiap manusia; karena dengan keindahan tu itu manusia merasa nyaman hidupnya. Melalui suasana . keindahan itu perasaan “(ke) manusia (annya)” tidak terganggu. Dengan adanya keinginan-keinginan tersebut, manusia menggunakan nafsunya untuk mendorong hasrat atau keinginan yang dipikirkan atau direnungkan oleh sang akal tadi agar bisa terrealisasikan. Ditambah lagi dengan anugrah yang diberikan-Nya kepada kita (manusia) yakni berupa hati, dimana dengan hati ini manusia dapat merasakan adanya keindahan, oleh karena itu manusia memiliki sensibilitas esthetis. Selain itu manusia memang secara hakikat membutuhkan keindahan guna kesempurnaan pribadinya. Tanpa estetika manusia tidak akan sempurna, Karena salah satu unsur dari kehidupan adalah estetika. Sedang manusia adalah mahluk hidup, jadi dia sangat memerlukan estetika ini.